PARIMO – radarparimo.com – Seluruh Pelayanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Parigi Moutong , Sulawesi Tengah untuk sementara kembali ditutup, usai salah seorang pegawai terkonfirmasi positif Covid-19.
“Pegawai ini diketahui terkonfirmasi positif Covid-19 saat akan tugas luar. Untuk kepentingan perjalanan dia melakukan tes rapid antigen, dan dinyatakan positif, pada Jumat 6 Agustus kemarin” ucap Kepala Disdukcapil Parigi Moutong, Hamran Pakaya saat dihubungi, Rabu (11/8/2021).
Hamran Pakaya menyebut, seluruh pelayanan pengurusan administrasi kependudukan ditutup, mulai Senin 9 Agustus, dan akan akan kembali dibukan pada tanggal 16 Agustus nanti. Namun, untuk bidang administrasi keuangan kantor tetap dibuka seperti biasanya.
Pihaknya mengambil langkah itu, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, sebab pegawai terkonfirmasi Covid-19 itu bertugas di bagian pelayanan.
“Sebenarnya pegawai lainnya di bagian pelayanan itu belum merasakan gejala, tetapi kami antisipasi lebih dulu,” kata dia.
Hamran Pakaya juga mengatakan, pegawai bagian pelayanan lain belum dilakukan tes rapid antigen, kerana pihaknya belum melaporkan kepada pihak terkait penanganan Covid-19. Sebab, sebelumnya diketahui terkonfirmasi Covid-19, pegawai itu sudah beberapa hari tidak berkantor.
Sehingga, pihaknya menyarankan pegawai lainnya untuk istrahat dulu di rumah, dengan catatan melapor jika merasakan ada gejala Covid-19 agar segera mendapat penanganan hingga tes rapid antigen.
“Pegawai lainnya di kantor, belum juga merasakan gejala. Jadi saya sarankan istrahat dulu dirumah, selama seminggu ini,” ujarnya.
Menurut dia, pengetatan protokol kesehatan saat membuka pelayanan di Disdukcapil sebenarnya telah diperkuat. Bahkan, para pemohon pembuatan administrasi kependudukan juga dibatasi untuk masuk ke dalam ruang penginputan.
Hanya saja, penyebaran virus pun tetap saja terjadi, dan kembali mengakibatkan pelayanan ditutup. Ia menyebut, pihaknya juga tidak bisa berspekulasi pegawainya terpapar saat kontak dengan masyarakat saat berada di kantor.
“Sulit memang dideteksi, karena protokol kesehatan juga sudah dilakukan. Apakah dari masyarakat atau terpapar diluar, tidak bisa dipastikan,” ungkapnya.
Hamran Pakaya berharap, masyarakat tetap bersabar dengan keputusan penutupan pelayanan. Ia memastikan, akan segera membuka kembali jika telah memastikan tidak ada lagi pegawai di pelayanan terpapar. (abt/opi)