PARIMO – Wakil Bupati Parigi Moutong, H. Badrun Nggai, SE secara resmi membuka penilaian kinerja aksi penurunan stunting di kabupaten parigi moutong tahun 2020 bertempat di gedung pertemuan Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (bappelitbangda), Rabu (7/10/2020).
Kegiatan ini di hadiri, Kapolres Parimo, Kepala Kejaksaan, Perwira penghubung kodim 1306 Donggala, Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah, tim penelis, kepala Bappelitbangda Kabupaten Poso,Buol dan Toli-toli serta disaksikan Dirjen Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr.Erna Mulati M.Sc, CMFM melalui Videoconference.
Penilaian kinerja aksi penurunan stunting di kabupaten parigi moutong tahun 2020 dilaksanakan dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan Covid 19.
Wakil Bupati, Badrun Nggai, SE dalam sambutannya mengatakan sebagai upaya mendukung program percepatan penanganan stunting nasional, pemerintah kabupaten parigi moutong telah melakukan singkronisasi dan koordinasi program kegiatan pada perangkat daerah sejak tahun 2019 di mana saat itu kabupaten parigi moutong ditetapkan menjadi salah satu daerah lokus stunting oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.
Lanjut Wabup, berdasarkan data profil kesehatan provinsi sulawesi tengah menunjukan bahwa penurunan prevalensi stunting di kabupaten parigi moutong sebesar selama periode 1 tahun yaitu dari 30,19% di tahun 2018 menjadi 21,1% di tahun 2019, sedangkan untuk balita berstatus warting terjadi penurunan dari 12,4% tahun 2018 menjadi 10,8% tahun 2019 dan masalah gizi underweight juva terjadi penurunan 4,3% dari 17,4 tahun 2018 menjadi 13,1% di tahun 2019.
“penurunan ini dapat kita capai melalui pendekatan multi sektor dan komitmen kita bersama dalam percepatan penanganan stunting serta intervensi spesfik dan sensotif yang telah kita lakukan bersama”ujar Wabup.
Wabup berharap, penanganan stunting tetap menjadi komitmen bersama yang diwujudkan dalam program kegiatan serta partisipasi aktif seluruh masyarakat, pemerintah, media massa maupun seluruh dunia usaha untuk menciptakan peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh dan berkelanjutan.
“melalui komitmen kita semua, prevalensi stunting dapat di turunkan sampai di bawa angka 20% sampai dengan akhir tahun 2023″ harap Wabup.
Dikesempatan yang sama, melalui Videoconference Dirjen Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr.Erna Mulati M.Sc, CMFM mengatakan salah satu kendala yang harus diatasi dalam melakukan penurunan stunting yaitu memberikan penjelasan kepada masyarakat khususnya calon ibu bahwa stunting dicegah sejak dini yakni saat bayi masih dalam kandungan.
dr.Erna Mulati M.Sc, CMFM menambahkan penilaian kinerja aksi penurunan stunting di kabupaten parigi moutong tahun 2020 menunjukan kuatnya komitmen lintas sektoral dalam mengentaskan generasi yang tidak di harapkan menjadi anak stunting.
” kita paham betul sesuatu yang mudah untuk menurunkan stunting tetapi kerja sama yang baik, komitmen yang kuat dan bekerja dengan hati, akan lebih mempermudah penanganan stunting bahkan lebih cepat diatasi dari kita siapkan selama ini” pungkasnya.
Sementara itu, Wahyu agus pratama S.STP, M.A.P Kepala Bidang Sosial Budaya Bappeda Provinsi Sulteng mengatakan bahwa dengan adanya penilaianya maka tingkat koordinasi, pembinaan dan pelaksanaan pengawasan stunting menjadi suatu rangkaian yang terpadu seirama dan sinergis.
Wahyu agus pratama berharap tim penelis dapat berkerja dengan baik dan maksimal serta menghasilkan penilaian yang berbobot dan bekualitas.Diakhir acara wakil bupati parigi moutong menyerahka penghargaan kepada desa ulatan kategori desa inspiratif, dinas kesehatan kategori perangkat daerah inofatif, rumah sakit bazarnas kategori lembaga peduli stunting dan ibu Dra. Hj. Noor Wachida Prihartini kategori tokoh peduli stunting dan penyerahan mobil ambulance dari pemda parigi moutong masing masing mobil puskesmas tomini, tinombo dan lambunu.
Selain itu penyerahan alat rapit tes dan APD dari pemda parigi moutong untuk Kepolisian, TNI dan kejaksaan.(Abt)