PARIMO, radarparomo.com – Usaha tambak budidaya dan pengembangan tambak udang, harus mengedepankan kearifan lokal dan ramah lingkungan.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Direktorat Jendral Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Erwin Dwiyana pada kegiatan seminar temu bisnis. di Mosing, Desa Sinei, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) . Sabtu (19/11/2023).
“Kebetulan lima program prioritas KKP salah satunya adalah membangun budidaya laut, darat dan payau. Itu difokuskan ke komoditas udang, rumput laut, lobster dan kepiting,” ujar Erwin Dwiyana.
Kata dia, dalam program tersebut ada penekanan ramah lingkungan dan mengedepankan kearifan lokal. Ketika berbicara ramah lingkungan pasti teknologinya yang di pakai juga ramah lingkungan.
Berkaitan dengan kearifan lokal kata dia, tidak hanya budidaya komoditas yang endemik atau asli lokal saja tetapi, kearifan lokal tersebut berkaitan dengan budaya setempat. Sehingga perlu adanya pelibatan masyarakat setempat, dan itu merupakan bagian dari harapan KKP.
“Intinya bahwa, produktifitas itu ditingkatkan tetapi tidak merusak keberlanjutan dari ekosistem seperti, tumbuhan manggrove, terumbu karang juga ekosistim pesisir dan laut lainya,” pungkasnya.
Ia menambahkan, jika di lihat dari sisi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), intinya bahwa bagaimana pengembangan budidaya seperti udang vaname secara integrasi. Perkembangan KEK juga karena adanya pusat pertumbuhan yang basisnya budidaya.
“Ada keinginan dari KKP untuk membangun dan mengembangkan fokus di produktivitas yang punya nilai tinggi dan ekspor dengan ramah lingkungan. Makanya kemudian masuk dengan konsep budidaya yang terintegrasi tentunya bisa dikelola dan dikontrol dengan baik,” jelasnya. (abt)