Penguatan Kerjasama Desa Tererkait Pengelolaan Air Minum

Pelatihan penguatan kerjasama penguatan pengelolaan sarana air bersih ke aparat desa dan kecamatan. (Foto : Opi)

PARIMO – radarparimo.comKordinator Program Pamsimas beri pelatihan penguatan kerjasama penguatan pengelolaan sarana air bersih ke aparat desa dan kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng).

“Ini penguatan kerjasama desa, untuk penyediaan air minum dan sanitasi yang ada di desa. Pesertanya kami undang seluruhnya berasal dari desa yang telah menerima program Pamsimas,” ungkap Koordinator Kabupaten Parimo Program Pamsimas, Muhammad Alim Bahri, saat ditemui di Parigi, Selasa (23/11/2021).

Bacaan Lainnya

Dikatakan, desa telah memiliki sumber air minum dan sarannya, dikelola Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KP-SPAMS).

Hanya saja, pengelolaan itu masih membutuhkan penguatan agar sumber air minum itu sampai 100 persen ke masyarakat. Sehingga, harus ada bantuan dana lain, melalui dari Dana Desa (DD).

“Tetapi jika menggunakan DD, tidak bisa menganggarkan apabila sarana air minum itu bukan menjadi aset mereka,” ujarnya.

Rencananya kata dia, akan dilakukan kerjasama pengelolaan antara KP-SPAMS dengan pemerintah desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BumDes).

Dalam pelatihan ini, akan dibahas tuntas dengan pemerintah desa untuk membicarakan metode kerjasama yang akan dibangun.

Diakhir nantinya, diharapkan akan ada bentuk kerjasama atau pembagian nilai iuran antara kedua belah pihak, agar berjalan dengan baik.

“Apakah kerjasama aset atau modal. Kalau ditelusuri dari BumDes sendiri, tidak mengelola modal tapi aset. Jadi kerjasamanya kemungkinan aset, berapa Pamsimas atau Bumdes sendiri?,” tambahnya.

Saat ini, KP-SPAMS telah memberlakukan iuran dengan para pelanggannya. Jika nantinya, kerjasama itu dapat dilakukan bersama dengan BumDes, jelas arahnya akan berbisnis untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) desa.

Dia menyebut, dari tahun 2017-2021 ada 106 desa di Parimo sarana air minumnya telah tersedia melalui program Pamsimas. Namun, belum sepenuhnya 100 persen ke masyarakat, karena keterbatasan anggaran.

“Sekitar 10 persen yang kira-kira akan kami kejar, agar mencapai 100 persen dan seluruh masyarakat bisa menikmati sarana itu. Keterbatasan dana, dengan jumlah penduduk yang cukup besar, Pamsimas hanya mampu menyiapkan setengah,” jelasnya.

Menurut dia, bantuan dukungan dana sebenarnya dapat diupayakan melalui beberapa sumber, yakni Dana Alokasi Khusus (DAK), APBD provinsi dan APBD kabupaten. Namun, anggaran yang paling dekat adalah DD, untuk dapat dimanfaatkan. Apalagi, pemerintah desa memiliki target-target capaian program nasional seperti program Stunting.

“Stunting itu yang sangat berpengaruh adalah sanitasi dan sarana air bersihnya. Harapan kami ini bisa menjadi pintu masuk, jadi yang belum mencapai 100 persen ini yang akan kami kejar, sebab di Pamsimas juga berbicarakan target penurunan Stunting itu,” pungkasnya. (Opi)