Organisasi Perempuan Diminta Berperan Tekan Kekerasan Terhadap Anak Lewat Advokasi Masyarakat

Kepala Seksi Perlindungan Khusus Anak DP3A Sulteng Mirna Lahido SH. (F.Thilonk)

PARIMO – radarparimo.com –  Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan  Anak (DP3A) Provinsi Sulawesi Tengah melaksanakan pelatihan penguatan organisasi perempuan dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan di Kabupaten Parigi Moutong.

“Tujuan sosialisasi ini untuk melakukan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang sering terjadi dan lebih difokuskan kepada pencegahan terhadap perlindungan anak,”ujar Mirna Lahido Kepala  seksi Perlindungan Khusus Anak DP3A Sulteng, di Hotel Grand Mitra Parigi. Jum’at (5/3/21).

Bacaan Lainnya

Menurut Mirna, Parigi Moutong salah satu wilayah di Sulteng yang kasus narkoba dan perkawinan anak  paling tinggi.

Mirna berharap dengan dilaksanakannya kegiatan ini bisa menurunkan angka kekerasan terhadap anak melalui organisasi perempuan yang dapat mengadvokasi pada masyarakat, kelompok pemuda dan anaknya sendiri.

Mirna juga menambahkan, pencengahan kekerasan terhadap perempuan penting dilakukan untuk melindungi hak hak perempuan dan juga anak agar tidak terlantarkan dan dimulai dari lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

“Pencegahan harus dilakukan di lingkungan keluarga maupun masyarakat,”Imbuhnya.

“Selain kekerasan terhadap anak, kata dia  gadged juga  merupakan salah satu masalah yang dihadapi para orang tua saat ini dikarenakan sistem belajar mengajar  menggunakan virtual sehigga gadged sangat diperlukan.

Wakil Bupati Parigi Moutong H Badrun Nggai SE dalam sambutannya mengatakan,  kekerasan terhadap perempuan adalah tindakan penyiksaan secara fisik.

Kekerasan terhadap perempuan terjadi adanya penyimpangan atau ketidakadilan.

Wabup Badrun berharap, perempuan tidak lagi diperlakukan semena mena yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan fisik dan gangguan mental.

“Saya harapkan mari kita kerjasama yang baik untuk mencegah terjadinya kekerasan di rumah tangga khususnya kekerasan terhadap perempuan dan anak,” kata Badrun (Abt)