PARIMO – radarparimo.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong, telah melakukan pemetaan daerah rawan bencana banjir yang berlokasi di enam kecamatan.
Dalam pemetaan BPBD, wilayah rawan banjir yang sering terjadi di Parigi Moutong berada di Kecamatan Parigi, Balinggi, Sausu, Tinombo dan Tomini, Moutong
“Persoalan wilayah yang rawan terjadinya banjir ini, memang sering dipertanyakan kepada kami. Bahkan dari pihak BPKP sendiri. Sebab, dearah kita cukup panjang, mulai dari selatan dan utara, serta jumlah kecamatan yang banyak,” ungkap Kepala BPBD Parigi Moutong, Idran ST saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (28/6/2021).
Dikatakan, di beberapa wilayah di kecamatan itu, terjadi penangkalan sungai, yang menyebabkan tangkapan dasar sungai terhadap volume air melebihi kapasitasnya. Sehingga, air sungai meluap hingga kepemukiman warga yang berada di dataran rendah, dan dikategorikan banjir.
Sehingga pihaknya berpendapat, harus dilakukan normalisasi sungai setiap tahun, untuk mengantisipasi terjadinya bencana banjir.
“Di wilayah itu memang terjadi penangkalan sungai dimana-mana. Saat hujan turun, air meluap dikategorikan sebagai banjir,” ungkapnya.
Kata Idran ada beberapa OPD yang masuk dalam lingkup sektoral kebencanaan di Kabupaten Parigi Moutong yakni, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruangan dan Pertanahan (PUPRP), Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), dan Dinas Pendidikan dan kebudayaan.
Sebab, sejumlah fasilitas sektor tersebut terdampak bencana pada aktifitas ketika banjir. “Kewenangan mereka harus melaporkan atau memberikan informasi, agar dapat segera ditangani,” tuturnya.
Kemudian, mitigasi bencana melalui program normalisasi sungai, penganggarannya juga dapat dilakukan OPD lainnya, seperti Dinas PUPRP. Sehingga, penanganan persoalan kebencanaan bukan hanya menjadi tanggungjawab BPBD saja.
Peristiwa bencana banjir di beberapa lokasi saat ini, BPBD menilai bukan persoalan yang luar biasa. Sebab, belum ada bencana banjir yang terjadi secara signifikan. Hal itu dilihat dari laporan kejadian banjir belum lama ini, yang sebenarnya merupakan genangan air, karena pemukiman warga berada di dataran rendah.
“Genaganan air yang melebihi kapasitas, ketika hujan datang. Buktinya, satu atau dua jam usai hujan, air langsung surut,” kata dia.
Namun, menjadi prioritas pihaknya kedepan untuk membuat saluran pembuangan. Serta, pihaknya juga telah mensosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak membangun di sepadan sungai.
“Ini musim hujan tahap pertama, dimulai dari Oktober-April. Tahap dua, dimulai lagi di Bulan April dan berakhir di bulan Oktober,” tuturnya.(abt)