Taipa Festival, Semangat Pemuda Dongkrak Ekonomi Warga

Panitia Taipa Festival foto bersama H Kamil Badrun AR, yang juga host Podcast Kabar68.

PALU, radarparimo.com – Dahulu Kelurahan Taipa dikenal sebagai daerah penghasil mangga.Nama Taipa sendiri, diambil dari bahasa Kaili yang berarti Mangga.

Seiring waktu, tanaman mangga di kelurahan ini pun berkurang.

Bacaan Lainnya

Namun, sejumlah pemuda di kelurahan tersebut memiliki ide untuk mengembalikan nama Taipa, sebagai daerah penghasil buah mangga.

Salah satunya lewat Taipa Festival. Dalam kegiatan masyarakat ini, para pemuda bakal memperkenalkan produk-produk olahan mangga yang dibuat oleh masyarakat setempat.

Hal itu disampaikan Tokoh Pemuda Taipa, Nur Imam Nahar Lahoca, menjawab pertanyaan H Kamil Badrun AR SE MSi, dalam Podcast Kabar68, terkait apa yang menjadi dasar hingga Taipa Festival digelar.

Disampaikan Nur Imam, bahwa memang awalnya membuat Taipa Festival hampir sama dengan festival-festival di daerah lain.

“Tapi kita sepakat, untuk Taipa Festival ini harus beda dengan daerah lain. Kita kembali ke nama kelurahan ini, yaitu Taipa, yang berarti Mangga, maka kita ingin dalam Taipa Festival ciri khanys adalah mangga,” jelasnya.

Untuk itu sejumlah pelaku UKM, di Kelurahan Taipa diajak berkolaborasi turut serta menampilkan produk olahan dari buah mangga dalam Festival ini. Seperti, jus mangga, dodol mangga maupun kripik mangga. Namun, sebelum kegiatan ini digelar, para ibu-ibu yang juga pelaku UKM di Kelurahan Taipa ini, dilatih dulu membuat packaging atau kemasan produk mangga yang menarik dan bernilai jual.

“Kami nanti akan ada stand-stand, yang akan diisi oleh ibu-ibu di Kelurahan Taipa. Sebelum mereka berjualan, kita beri workshop packaging dahulu,” jelasnya.

Mendengar ide-ide dari Pemuda Taipa ini, Kamil pun menyampaikan apresiasinya.

Ide para pemuda itu bila berjalan, pasti akan menyegarkan kembali ingatan masyarakat bahwa Taipa dahulu adalah penghasil mangga, dan kini tengah dibangkitkan lagi.

“Apakah ini yang ingin dicapai dari Taipa Festival ? Kalau itu yang jadi tujuannya, sangat bagus saya pikir, ketimbang hanya buat acara seremoni semata yang hanya tampilkan kemeriahan, setelah itu tidak memberikan nilai tambah untuk daerah itu sendiri,” sebut Kamil.

Menjawab itu, Nur Imam mengaku, untuk kemeriahan tetap ada dalam Festival ini.

Namun tujuannya, agar menarik masyarakat luar datang berkunjung ke Taipa, dan melirik olahan mangga yang dijual.

Untuk itu, panitia pun sengaja mengundang band ibukota yakni Jamrud, yang akan menjadi daya tarik masyarakat datang berkunjung.

“Dalam festival ini nanti, masyarakat juga akan kami bagikan bibit pohon mangga, yang kami harapkan ditanam di pekarangan rumah, minimal satu pohon ada depan rumah masyarakat. Agar nanti Taipa bisa kembali dikenal sebagai penghasil mangga,” jelasnya.

Dia pun berharap, usai kegiatan Taipa Festival yang digelar mulai 21 Desember hingga 23 Desember 2022 ini, para pemuda bisa berperan tidak hanya menjadi agen perubahan, namun juga menjadi investor perubahan, yang menginvestasikan dirinya untuk perubahan.

Artinya, pemuda di Taipa diharapkan memanfaatkan momen ini untuk mengembangkan buah mangga menjadi benar-benar produk khas dari Taipa.

“Kita juga diberikan keuntungan dengan adanya Pelabuhan Taipa, kenapa tidak kalau ada orang dari Kalimantan datang cari mangga, langsung kita tahan di tempat kita saja, tidak perlu jauh-jauh ke daerah lain,” pesannya. (agg/kabar68/ia)