RSUD Undata Kini Bisa Operasi Jantung Non Bedah

CATATKAN SEJARAH : Pihak RSUD Undata, menggelar Press Confrence usai perdana melaksanakan pelayanan operasi jantung non bedah. (TASWIN)

PALU, radarparimo.comRumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata kembali mencatat sejarah, pasalnya pelayanan Percutaneus Coronary Intervention (PCI) atau Operasi Jantung Non Bedah dan Pelayanan Kemoterapi, Sabtu (19/11) lalu mulai berjalan.

Dibukanya pelayanan ini dinilai lebih cepat dari yang ditargetkan pada tahun 2023 sejak penandatanganan kerja sama dengan 3 (tiga) rumah sakit besar yaitu Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita, RS Kanker Dharmais dan RS Pusat Otak Nasional beberapa bulan yang lalu.

Bacaan Lainnya

Direktur RSUD Undata, drg Herri Mulyadi, M.Kes mengatakan dalam rangka menjalankan program Kementerian Kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan prioritas atau unggulan di seluruh rumah sakit yang ada di daerah, RSUD Undata berhasil mencatat sejarah karena telah melakukan operasi jantung non bedah kepada sejumlah pasien yang dimulai sejak, Jumat (18/11) hingga Sabtu (19/11).

“Saya mewakili keluarga besar RSUD Undata mengucapkan terima kasih atas kolaborasi antara tim dokter Undata dan tim dokter RS Harpan Kita.

Tentunya kami sangat bangga karena telah menjalankan amanat yang sudah beberapa tahun lalu kami diberikan kepercayaan,” ujarnya saat Press Conference.

Untuk diketahui jumlah tenaga spesialis jantung yang dimiliki Provinsi Sulawesi Tengah yaitu sebanyak 8 orang yang terdiri dari 4 orang berada di Kota Palu, 2 orang di Banggai, 1 orang di Morowali dan 1 orang di Parigi Moutong.

Sementara itu dalam perjalannya Herri mengakui sempat mengalami kendala dalam perizinan sehingga membutuhkan waktu kurang lebih selama tiga bulan untuk dapat izin untuk membuka pelayanan tersebut.

“Semoga Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) segera mengakomodir kebutuhan RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah sehingga pelaksanaan pelayanan dapat berjalan lancar seperti di rumah-rumah sakit lainnya,” harapnya.

Sementara itu, mewakili tim dokter Undata, dr Venice mengatakan menurut data di Kota Palu angka kejadian serangan jantung kurang lebih ada 20 kasus per hari dan yang tiba di rumah sakit kata dia hanya 3 pasien hingga 4 pasien.

“Angka kematiannya cukup tinggi, di Undata minggu lalu ada dua meninggal serangan jantung. Dan untungnya kita sudah punya alat, jadi ke depan aturanya kalau ada pasien serangan jantung 90 menit pertama sudah tertangani dengan baik,” tuturnya.

Dia juga meyakini dengan adanya layanan itu dan dukungan dari pihak Kementrian Kesehatan dan RS Harapan Kita jumlah angka kasus kematian akibat serangan jantung bisa dikurangi.

Dia juga berharap, kedepan apabila sudah bekerjasama dengan BPJS maka pelayanan ini bisa dilakukan secara gratis. Tetapi apabila pasien minta naik kelas maka akan dikenakan biaya.

“Kemarin itu, RSUD Undata telah melakukan 8 tindakan itu bermacam-macam ada pemasangan ring dan ada juga pemkaian alat untuk mengetahui apakah pembuluh darahnya harus dipakaikan ring atau tidak, dan hari ini satu orang jadi ada 9 orang total. Karena ini tahap awal jadi biayanya semuanya ditanggung Kementrian Kesehatan dari RS jantung Harapan Kita yang menanggung alat,” bebernya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dr. I Komang Adi Sujendra, Sp., PD menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar- besarnya kepada Kementerian Kesehatan, Rumah Sakit Jantung Harapan Kita sebagai pengampuh layanan sesuai arahan Menteri Kesehatan RI yang merupakan transformasi kesehatan di Indonesia.

I Komang Adi Sujendra juga menjelaskan bahwa komitmen pemerintah daerah sudah ada sejak lama, dimana dari strategi bisnis plan rumah sakit sudah di rekomendasikan bahwa layanan jantung di rumah sakit Undata merupakan salah satu dari 5 (lima) layanan unggulan yang dicanangkan pada strategi bisnis plan 2016-2021 dengan goals yakni adanya layanan jantung yang paripurna di tahun 2021.

“Adapun alat-alat yang ada, berkat dukungan dana alokasi khusus dari Kementerian Kesehatan RI, dimana dari pembangunan gedung yang dimulai pada tahun 2018. Namun, ada kendala gempa bumi pada tahun 2018, sehingga hal tersebut dilanjutkan pada awal tahun 2019,” bebernya.

Dia juga berharap semoga ke depannya pelayanan intervensi jantung ini bisa berjalan dengan baik. dengan meningkatkan, menjaga jejaring dan melalakukan pembinaan kepada rumah sakit yang ada di Kabupaten/Kota khususnya di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. (win/radarsulteng.id/ia)