Petani Sawah Dikenalkan Teknologi Baru Atasi Serangan Tungro

Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Parigi Moutong, Hadi Safwan. (Foto : Opi)

PARIMO – radarparimo.com Sejumlah petani di Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah diperkenalkan teknologi tahan Tungro, untuk mengantisipasi serangan penyakit Tungro pada tanaman padi dalam sosialisasi dan temu lapang Teknologi Padi Tahan Tungro (TARO).

“Dalam rangka penyebar luasan teknologi, dimana ada varietas baru di loka penelitian Tungro yaitu Inpari 36 dan 37,”ujar Kepala Loka Penelitian Penyakit Tungro, Kementrian Pertanian, Dr Sumarni Panikkai saat ditemui di lokasi sosialisasi dan temu lapang Teknologi Padi Tahan Tungro (TARO) di areal persawahan Desa Lemusa, Kecamatan Parigi Selatan, Kamis 28/10/2021).

Bacaan Lainnya

Sumarni Panikkai mengatakan, Parimo merupakan salah satu wilayah endemik Tungro.berdasarkan data Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulteng,

Penyakit Tungro merupakan salah satu penyakit di tanaman padi, seperti virus yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas padi. Sebab, mengakibatkan  padi menguning dari ujung daun dan tinggi tanaman berkurang. Penyebaran penyakit Tungro dibantu wereng hijau, sehingga penyebarannya begitu cepat.

Mengantisipasi hal itu kata dia, mereka bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Parimo, menggunakan varietas padi, yakni Inpari 36 dan 37 untuk pengendalian penyakit Tungro.

“Untuk pengendaliannya kita harus memberikan beberapa teknologi. Salah satunya menggunakan varietas yang memang sudah diteliti tahan Tungro,” jelasnya.

Menurut dia, varietas Inpari 36 dan 37 tahan penyakit Tungro, bahkan dalam setiap panen satu hektarnya bisa mencapai produksi empat hingga lima ton hasil ubinan. Sehingga, diharapkan dengan teknologi itu bisa mensejahterakan petani.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Parimo, Hadi Safwan mengatakan, kualitas beras varietas itu sangat bagus.

Dia berharap, varietas ini bisa dikembangkan di Parimo. Di luar pulau Sulawesi, yakni Bali hasil panennya bisa mencapai sembilan hektar.

“Beras nya enak. Saya sudah pernah makan di Kecamatan Sidoan. Disana mereka sudah panen,”ungkapnya.

Dia menambahkan, pemerintah daerah selalu berupaya meminimalisir persoalan yang dapat merugikan petani. Sebab, Parimo termasuk endemik Tungro. (Opi)