Perintah Bersabar dan Manfaatnya bagi Kesehatan Mental

Oleh Isyatami Aulia

DALAM Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sabar diartikan dengan tahan menghadapi cobaan atau tabah. Orang yang berjiwa sabar, maka tidak akan mudah marah dan putus asa.

Secara umum, aspek sabar mencakup dua hal, yaitu sabar dalam menghadapi penderitaan dan sabar dalam menghadapi kesenangan.

Sikap sabar dapat membuat manusia menahan diri dari perbuatan merendahkan harkat martabat kemanusia.

Sejalan dengan hal tersebut, dalam Alquran Allah SWT memerintahkan kepada hamba-Nya untuk bersabar. Berkenaan dengan ini terdapat dalam firman-Nya surat Al Baqarah ayat 153:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Menurut Syekh Nawawi al-Bantani sikap sabar pada konteks ayat di atas adalah dalam mengerjakan kewajiban-kewajiban yang telah Allah SWT tetapkan, meninggalkan maksiat, serta bersabar mana kala ditimpakan ujian. Sedangkan makna kata dari ‘wash-shalâh’ adalah dengan memperbanyak shalat sunnah di malam dan siang hari. (Lihat, //at-Tafsirul Munir li Ma’alimit Tanzil,// h 36).

Perintah bersabar, bukan berarti tanpa sebab dan faidah di dalamnya. Apabila konsep tersebut dilihat manfaatnya dari segi kesehatan mental, maka akan didapati dampak baik bagi seseorang.

Hal ini disebabkan, kesehatan mental seseorang berhubungan dengan kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi.

Merespons hal tersebut, setidaknya terdapat tempat manfaat sabar bagi kesehatan mental.

Apa saja itu? Berikut penjelasannya.

Pengendalian diri

Dalam perspektif psikologi, pengendalian diri merupakan salah satu konsep sabar dimana seseorang akan berusaha mengatur dirinya sendiri untuk tetap menjaga kebaikan-kebaikan yang ada padanya.

Apabila seseorang mampu mengendalikan dirinya dengan baik, maka akan selalu berusaha untuk mengoreksi dan memuhasabah diri dalam setiap ucapan dan tindakan yang akan dilakukannya. Sudah barang tentu dia tidak akan menjadi pribadi yang gampang marah dan putus asa.

Mampu menerima kenyataan

Seseorang yang membentengi dirinya dengan sikap sabar maka akan lebih mudah menerima kenyataan hidup. Terlebih apabila kenyataan yang terjadi berbanding terbalik dengan harapannya.

Bersabar bukan berarti dilarang untuk bersedih, sebab sedih merupakan sifat yang melekat pada diri mansua. Akan tetapi, sikap mampu menerima kenyataan kendati dalam keadaan sedih merupakan solusi terbaik dalam menghadapi persoalan seperti ini.

Di samping itu, kesabaran akan melahirkan kekuatan karena mampu menerima setiap ketetapan dengan lapang dada dan kerelaan hati. Tentunya harus diiringi dengan sikap berusaha dan tetap meminta pertolongan-Nya.

Kemampuan berpikir tenang dan hati-hati

Sikap sabar akan melahirkan pikiran yang tenang dan kehati-hatian dalam ucapan dan tindakan. Apapun yang dihadapi, orang yang sabar akan berpikir jernih untuk mencari jalan keluar dan solusi yang tepat.

Dengan demikian, seseorang akan lebih mudah bersikap positif terhadap berbagai persoalan dan tidak mudah menarik kesimpulan yang negatif. Sikap sabar akan menghindarkan seseorang dari penilaian subjektif yang dipengaruhi emosi semata.

Memupuk pribadi yang pemaaf

Memaafkan merupakan kalimat yang mudah diucapkan tetapi sulit dipraktikkan. Sulit bukan berarti mustahil untuk dilaksanakan. Mampu memaafkan hanya ada dalam diri mereka yang memiliki kesabaran tingg, sehingga mampu memaafkan kesalahan orang lain.

Oleh sebab itu dalam Alquran Allah SWT menganjurkan kepada hamba-Nya untuk senantiasa memiliki sikap pemaaf. Sebab memaafkan jauh lebih sulit dibanding dengan meminta maaf itu sendiri. Firman-Nya dalam surat Al Hijr ayat 85:

وَمَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّۗ وَاِنَّ السَّاعَةَ لَاٰتِيَةٌ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيْلَ

“Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Sesungguhnya kiamat pasti akan datang. Maka, maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.”

Demikianlah perintah sabar yang telah Allah SWT tetapkan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan mental. Rasulullah sendiri telah memberikan banyak teladan terkait bersabar dalam menghadapi segala sesuatu.

Oleh karena itu, kendati sulit untuk dilaksanakan, manusia harus terus berproses selama hidup untuk bersabar. Sebab, dari kesabaranlah akan lahir kebaikan-kebaikan lain yang telah Allah SWT persiapkan bagi mereka yang mampu melewati setiap cobaan dengan baik. Wallahu’alam. (**)

Sumber: laman MUI