EXPEDISI tersebut merupakan pelayaran tahunan ketiga OceanGate untuk mencatat kerusakan Titanic, yang menabrak gunung es dan tenggelam pada tahun 1912, menewaskan sekitar 700 dari sekitar 2.200 penumpang dan awak.
Sejak penemuan bangkai kapal pada tahun 1985, perlahan-lahan ia mati karena bakteri pemakan logam. Beberapa orang memperkirakan kapal itu bisa lenyap dalam beberapa dekade karena lubang menganga di lambung dan bagian-bagiannya hancur.
Kelompok turis awal pada tahun 2021 membayar $100.000 hingga $150.000 masing-masing untuk melakukan perjalanan.
Tidak seperti kapal selam yang berangkat dan kembali ke pelabuhan dengan kekuatannya sendiri, kapal selam membutuhkan kapal untuk meluncurkan dan memulihkannya.
OceanGate menyewa Pangeran Kutub untuk mengangkut puluhan orang dan kapal selam ke lokasi bangkai kapal Atlantik Utara. Kapal selam akan melakukan banyak penyelaman dalam satu ekspedisi.
Ekspedisi tersebut dijadwalkan berangkat dari St. John’s, Newfoundland, pada awal Mei dan selesai pada akhir Juni, menurut dokumen yang diajukan oleh perusahaan pada bulan April ke Pengadilan Distrik AS di Virginia yang mengawasi masalah Titanic.
Wartawan CBS David Pogue, yang melakukan perjalanan tahun lalu, mencatat bahwa kapalnya terbalik mencari Titanic.
“Tidak ada GPS di bawah air, jadi kapal permukaan seharusnya memandu kapal selam ke bangkai kapal dengan mengirimkan pesan teks,” kata Pogue dalam segmen yang ditayangkan di CBS Sunday Morning.
“Tapi pada penyelaman ini, entah bagaimana komunikasi terputus. Kapal selam itu tidak pernah menemukan bangkai kapal itu.”
Kapal selam, bernama Titan, mampu menyelam 4.000 meter atau 13.120 kaki “dengan batas keamanan yang nyaman,” kata OceanGate dalam pengajuan pengadilannya.
Beratnya 20.000 pound (9.072 kilogram) di udara, tetapi diberi pemberat agar dapat mengapung secara netral begitu mencapai dasar laut, kata perusahaan itu.
Titan terbuat dari “titanium dan serat karbon luka filamen” dan telah terbukti “menahan tekanan besar dari laut dalam,” kata OceanGate. OceanGate mengatakan kepada pengadilan bahwa viewport Titan adalah “yang terbesar dari semua kapal selam dalam” dan bahwa teknologinya memberikan “pemandangan yang tak tertandingi” dari laut dalam. (Ben Finley/Holly Ramer)