PARIMO – radarparimo.com – Konsumsi pangan pada komoditas beras di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah tercatat berdasarkan perhitungan per kapita, mencapai 56,702 ton per tahun dari 440.015 jiwa penduduk.
“Produksi beras kabupaten ini lebih dari cukup untuk konsumsi lokal. Berdasarkan perhitungan Neraca Bahan Makanan Ketersediaan (NBM Ketersediaan) 2021, jumlah produksi beras mencapai 149.520 ton,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Parimo, Sitti Wahyuni Borman, ditemui di Parigi, Selasa 15 Maret 2022.
Dia menjelaskan, ketersediaan pangan kabupaten selalu terpenuhi setiap tahun, seiring dengan produktifnya petani menanam padi.
Dari data disajikan Dinas Ketahanan Pangan, beras dihasilkan petani setempat juga mengalami surplus sebanyak 102.846 ton.
Sehingga, tidak jarang pelaku usaha memasarkan komoditas tersebut hingga ke luar daerah dengan sasaran pasar Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo hingga Kalimantan Timur.
Selain surplus, pemerintah setempat juga telah menyiapkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 28,608 ton, untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi kondisi darurat di daerah, akibat dampak bencana alam dan sebagainya.
“Tahun ini, kami meminta menambah anggaran untuk kepentingan penambahan CBP sekitar 20 ton. Secara garis besar ketersediaan pangan, khususnya komoditas padi melimpah. Bahkan Parimo daerah andalan penyangga ketahanan pangan Sulawesi Tengah, di susul Kabupaten Banggai,” papar Wahyuni.
Selain beras, Kabupaten Parimo juga memiliki komoditas jagung, dengan jumlah produksi cukup besar, yakni 588 ribu ton per tahun dengan produktivitas 40,36 kwintal per hektare dari luas tanam 14.575 hektare.
Dia memaparkan, guna menciptakan ketahanan pangan yang ideal, pemerintah setempat juga mendorong keanekaragaman pangan sebagai upaya mengantisipasi kerawanan pangan.
Dari penganekaragaman bahan pangan tersebut, Parimo telah memproduksi sejumlah komoditas di luar sub sektor tanaman pangan sebagai komoditas unggulan (padi dan jagung).
“Upaya penganekaragaman pangan, tentunya kami berkolaborasi dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) setempat termasuk pemangku kepentingan dalam rangka mendorong petani meningkatkan produksi,” pungkasnya. (Wawa)