Phnom Penh, radarparimo.com – Bertempat di restoran Baliku at L’Orangerie Phnom Penh, sejumlah undangan yang terdiri atas perwakilan Kementerian Pariwisata, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Senip dan Kebudayaan Kamboja, pebisnis dari Kadin Indonesia di Kamboja, warga asing penikmat seni dan warga Indonesia di Kamboja berpartisipasi dalam pembukaan pameran fotografi “Indonesia Archipelago”. Pameranp fotografi ini menghadirkan fotografer dari Kamboja, Indonesia, dan Singapura yaitup Miguel Jeronimo, Budhi M. Soehono, Isabel Orlinga, Resqoi Reza, Tegar Erripsaputra, dan Martin Lukas, yang akan berlangsung dari 20 Mei hingga 31 Juli 2023.
Dalam sambutannya, I Made Adhi Jaya, co-founder restoran Baliku at L’Orangerie menyatakan bahwa perpaduan antara fotografi dan kuliner yang diusung oleh resto Baliku dalam pameran ini merupakan sarana untuk mendekatkan masyarakat Kamboja dan pengunjung internasional di Kamboja untuk lebih mengenal Indonesia.
Pernyataan ini didukung oleh Dalton Wong, Ketua Kadin Indonesia di Kamboja yang menyumbangkan 3 buah foto yang dibeli untuk menjadi permanent exhibition di resto Baliku.
KBRI yang diwakili oleh KUAI RI menyatakan bahwa pameran fotografi ini merupakan sarana untuk menjelajah Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki kekhasan citra, perspektif, dan budaya yang beraneka dan unik. Fotografi sebagai bagian dari ekonomi kreatif memiliki nilai ekonomi yang terus didorong oleh pemerintah Indonesia melalui kebijakan yang efektif dan holistik.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyatakan bahwa sub-sektor fotografi menyumbang Rp 5,90 triliun dari keseluruhan PDB Indonesia pada 2020, yang mencerminkan bahwa fotografi memiliki nilai ekonomis untuk dapat dikembangkan sebagai industri kreatif dan produktif.
“Melalui pameran ini, kami berharap agar industri kreatif di Indonesia dapat berkembang untuk mendukung pariwisata, ekonomi, sosial dan budaya,” ungkap KUAI RI, dilansir dari laman Kemenlu Selasa (23/5).
Sumber KBRI Phnom Penh menjelaskan pembukaan pameran fotografi ini juga menampilkan tari Pendet dan permainan angklung serta lagu Sipatokaan yang dipertunjukkan oleh siswa siswi Pusat Budaya Indonesia KBRI Phnom Penh.
Acara diakhiri dengan makan malam untuk tamu undangan dengan sajian khas Indonesia seperti gado-gado, ayam dan bebek betutu, sate, serta dadar gulung. (*/ia)