Belitung, radarparimo.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) mengatakan potensi pariwisata di Indonesia khususnya desa wisata memiliki kualitas dunia sehingga sangat penting untuk terus dikembangkan.
Salah satu potensi tersebut dimiliki Desa Wisata Kreatif Terong yang terletak di Kabupaten Belitung.
Menparekraf Sandiaga saat melakukan kunjungan ke Desa Wisata Kreatif Terong, Jumat (2/6/2023) dalam rangkaian Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023, sekaligus mengukuhkan Desa Wisata Kreatif Terong sebagai salah satu dari 75 desa wisata terbaik ADWI 2023.
“(Potensi) Desa Wisata Kreatif Terong ini adalah salah satu bukti pariwisata kelas dunia. Selain potensi wisata alamnya, saya juga sangat tertarik dengan potensi ekonomi kreatifnya,” kata Menparekraf Sandiaga Uno saat melakukan kunjungan
Desa Wisata Kreatif Terong merupakan sebuah desa yang terletak di jalur utama pariwisata Belitung. Ditopang dengan keberadaan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang aktif dan produktif, membuat Desa Wisata Kreatif Terong kuat dengan pariwisatanya yang berkualitas dan berkelanjutan. Salah satunya terwujud di destinasi wisata Aik Rusa’Berehun.
Kawasan ini dulunya adalah bekas tambang timah yang oleh Pokdarwis bersama masyarakat dikembangkan menjadi destinasi yang berkelanjutan.
Masyarakat melakukan reklamasi secara swadaya, menyulap kawasan bekas tambang ini selama tiga tahun pada 2013 hingga 2016 menjadi destinasi wisata. Pembiayaan awalnya melalui pola iuran anggota komunitas sebesar Rp10 ribu per bulan.
Sampai pada akhirnya setelah komunitas Wisata Aik Rusa’Berehun bisa mandiri dan menunjukkan konsistensinya, Pemerintah Desa Terong mulai mengucurkan APBDes Terong periode 2016 hingga 2018 untuk membangun sarana dan prasarana pariwisata.
Kini Aik Rusa’Berehun sepenuhnya telah bertransformasi menjadi destinasi khususnya wisata edukasi lengkap dengan sarana dan prasarana yang mumpuni.
Mulai dari pondok tempat pertemuan, kantin, musholla, toilet, dapur tradisional, homestay, warung UMKM, serta tempat pertunjukan seni tari dan musik Gambus.
Di lokasi ini wisatawan juga dapat melakukan aktivitas menanam bibit sayur di lokasi agrowisata setempat.
“Ini sangat luar biasa, semua bergandengan tangan mengubah dari tambang timah yang dikonversi menjadi desa wisata. Ini sebuah prestasi dari sebuah masalah karena dari bekas tambang menjadi berkah dan menghasilkan rupiah,” ujar Sandiaga, dilansir dari siaran pers Kemenparkeraf, Sabtu (3/6)
Selain Aik Rusa’Berehun, Desa Wisata Kreatif Terong juga memiliki kawasan hutan mangrove dan pantai yang menghampar luas.
Lokasi ini biasa dijadikan berbagai aktivitas wisata edukasi menanam mangrove, ngeremis (mengumpulkan kerang remis), mancing, telusur mangrove, spot foto sunset, serta wisata “nyulo” yang merupakan cara tradisional mencari ikan, udang, dan kepiting di malam hari.
Desa Wisata Kreatif Terong juga memiliki potensi di sektor ekonomi kreatif. Mulai dari seni tari serta ragam budaya seperti Makan Bedugalang. Desa wisata ini juga memiliki ragam suvenir baik kuliner maupun kriya serta fesyen.
Lebih lanjut Menparekraf Sandiaga mengatakan, dengan potensi yang berkelas dunia itu ia mendorong agar Pokdarwis bersama pemerintah kabupaten serta pemerintah provinsi dapat mendorong hadirnya event-event berkelas dunia. Mulai dari olahraga, musik, budaya, sejarah, dan lainnya sehingga bisa menarik wisatawan internasional.
Kemenparekraf dikatakan Sandiaga akan terus memberikan dukungan salah satunya dengan mengupayakan pembukaan kembali penerbangan internasional ke Belitung.
“Karena world class tourism, kita harus buka bandaranya untuk bisa penerbangan langsung dari internasional. Nanti saya ajukan jika ada event-event berkelas dunia.
Saya akan berkoordinasi untuk perizinan dengan Kementerian Perhubungan agar bisa ada penerbangan langsung ke Tanjung Pandan dan juga di sini ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang,” ujar Sandiaga.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Bupati Belitung, Sahani Saleh; Wakil Bupati Belitung, Isyak Meirobie; serta Kepala Dinas Pariwisata Budaya Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Wydia Kemala Sari. (Biro Komunikasi/ia)