Babel, radarparimo.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menekankan empat hal yang harus dipahami dan dipersiapkan dengan matang oleh pengelola desa wisata dalam memasarkan destinasi wisata dan ekonomi kreatif kepada wisatawan.
Hal itu diungkapkan Menparekraf Sandiaga dalam acara “Bimtek Pemasaran Pariwisata Nusantara Beli Kreatif Desa Wisata Naik Kelas” di Hotel Tanjung Pesona, Sungai Liar, Bangka Belitung, (12/5/2023).
Menparekraf Sandiaga mengatakan, empat hal penting dalam pemasaran desa wisata yakni 4P dengan P yang pertama adalah product (produk).
“Produk yang dihadirkan harus memiliki kualitas, tentunya mengarah pada pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” kata Menparekraf Sandiaga Uno
Selanjutnya, kata Sandiaga, adalah Place (place). Yakni desa wisata harus memiliki daya tarik yang luar biasa. Atau dengan kata lain, setiap desa wisata harus memiliki karakteristik atau diferensiasi yang kuat.
“Selanjutnya Price (harga), harus disesuaikan dengan kebutuhan atau kekuatan (daya beli) dari pengunjung. Petakan customer kuatnya (harga) berapa. Kalau tidak sesuai kekuatan kantong (mereka) hanya akan menjadi Rohali (rombongan hanya lihat-lihat), tapi kalau cocok akan jadi Rojali (rombongan jadi beli),” kata Sandiaga.
Terakhir adalah Promotion (promosi). Pemasaran kuncinya adalah promosi dan salah satu yang paling terlihat adalah bagaimana kemasannya. Dan strategi yang paling jitu saat ini salah satunya adalah endorser.
“Selanjutnya saya titip agar desa wisata harus dapat berkolaborasi. Desa wisata jangan hanya bisa berkompetisi tapi berkolaborasi,” ujar Sandiaga.
Wisatawan, kata Sandiaga, dalam berwisata tentu tidak hanya akan berkunjung ke satu desa wisata, tapi akan ke beberapa.
“Jadi desa wisata produknya jangan sama, masing-masing desa wisata tonjolkan apa yang menjadi kekuatan utama,” ujar Sandiaga.
Dalam menunjang pemasaran dan promosi desa wisata, Kemenparekraf berkolaborasi dengan online travel agent (OTA) yang sebelumnya telah menyiapkan program Beli Kreatif Desa Wisata (Beti Dewi). Program ini dimaksudkan untuk mempromosikan paket desa wisata yang tersebar di seluruh Indonesia.
OTA menyiapkan kanal khusus untuk menjual paket-paket menarik ke desa wisata. Target tahun ini adalah 100 paket wisata di mana paket-paket tersebut diambil dari 100 desa wisata terbaik di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 dan 2022.
“Hasilnya, program ini memperkuat desa wisata sebagai pandemic winner. Online travel agent membantu untuk mempromosikan, serta membantu mereposisi desa wisata menjadi destinasi unggulan selain dari taman rekreasi dan lain sebagainya. Desa wisata ini menjadi andalan dan unggulan dalam kebangkitan pariwisata kita,” kata Sandiaga.
Karenanya melalui bimbingan teknis yang diikuti perwakilan pengelola 10 desa wisata di Pulau Bangka ini diharapkan dapat membantu para pengelola desa wisata untuk onboarding paket-paket wisatanya pada online travel agent. Saat ini Kemenparekraf telah bekerja sama dengan sejumlah OTA di antaranya Mister Aladin.
“Kita harapkan dari pelatihan bimtek ini akan dapat memenuhi target menciptakan desa wisata yang akan membuka peluang bagi terciptanya 4,4 juta lapangan kerja baru. Ujungnya adalah lapangan kerja, membantu pemerintah meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga semua nanti indeks pembangunan akan terangkat, itu yang kita harapkan,” kata Menparekraf Sandiaga, dikutip di laman Kemenparkeraf Minggu (13/5)
Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf/Baparekraf, Dwi Marhen Yono, menjelaskan, bimtek ini merupakan program lanjutan dari ADWI yang di antaranya untuk membuat desa wisata yang sudah terkurasi agar dapat “naik kelas”.
“Tidak hanya pemasaran, tapi nantinya juga bagaimana desa wisata dapat memiliki akses pada sumber pembiayaan,” ujar Marhen. (*/ia)