PALU – radarparimo.com – Saat ini Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulawesi Tengah memiliki stok beras di gudang sebanyak 15 ribu ton. Jumlah tersebut cukup memadai serta memenuhi kebutuhan logistik masyarakat Sulawesi Tengah (Sulteng).
Demikian dikatakan, Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sulteng, David Susanto kepada wartawan radarparimo.com dikonfirmasi diruang kerjanya, Jum’at, (18/2/2022) 09.10 WITA.
“Untuk stok beras di gudang Bulog Sulteng itu cukup amanlah, sekitar 15.000 ton, apalagi sebentar lagi mendekati masa panen, sejauh ini tidak ada kendala, untuk kebutuhan di Sulteng dalam posisi aman terpenuhi,” kata David.
Terkait menyambut hari-hari besar keagamaan seperti jelang Bulan Ramadhan, pihaknya telah jauh hari mempersiapkan stok kebutuhan beras. Apalagi mendekati lebaran Idul Fitri, Bulog telah mengantisipasi hal tersebut.
“Menjelang hari besar keagamaan, kita rutin menggelar kegiatan operasi pasar. Untuk beras sejauh ini tidak pernah mengalami kelangkaan, apalagi kami mensurvey pasar kebutuhannya masih terpenuhi,” jelas David lagi.
Menurutnya untuk kebutuhan Sembako seperti beras jarang dikabarkan mengalami kelangkaan, dari segi kualitas, kestabilan, baik dari beras medium, premium, hingga standar semuanya terpenuhi dan aman.
“Kalau beras hampir tidak ada kelangkaan, tapi kalau minyak goreng itu sifatnya menasional, juga berdampak negatif ke internasional, karena bahan bakunya berasal dari CPO alias Sawit dimana harga internasionalnya cukup tinggi,” ujarnya.
Dalam pekan ini, Perum Bulog serta instansi pemerintah terkait telah melaksanakan dua kali operasi pasar, yakni di dua pasar tradisional modern, yakni Pasar Inpres Manonda dan Masomba.
“Harapan kita ke depannya, poin pertama yaitu, kondisi harga sembako (bahan pokok) baik saat ini maupun mendekati situasi Ramadhan dan Lebaran, semoga tidak ada lonjakan harga yang berarti ataupun krisis kenaikan harga,” imbuhnya.
David juga berharap pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dalam menentukan kestabilan harga kebutuhan pokok masyarakat di pasar. Seperti kebutuhan minyak goreng dan beras bisa teratasi, begitu juga komoditi lainnya. (Bim)