PARIMO – radarparimo.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Parigi Moutong, membantah anggapan tidak beri perhatian kepada bangunan SDK Bangkalan di Desa Dongkas Kecamatan Sidoan, yang ambruk karena puting beliung, baru-baru ini.
“Kami tidak seperti apa yang beredar di media sosial, yang menyatakan kami tidak memberikan perhatian pada SDK Bangkalan. Itu tidak benar,”ujar Kepala Bidang Manajemen Sekolah Dasar, Ibrahim, belum lama ini.
Ibrahim mengatakan, kondisi cuaca di wilayah utara Parigi Moutong beberapa hari terakhir ini, memang sangat ekstrim, ketika tiupan angin pertama terjadi, bangunan sekolah miring, dan beberapa hari kemudian terjadi lagi peristiwa yang sama, mengakibatkan bangunan sekolah ambruk.
Langkah apa yang harus dilakukan Disdikbud. Ibrahim mengatakan, pihak sekolah segera membuat berita acara ambruknya bangunan itu, karena bencana serta diketahui pemerintah desa setempat.
“Upaya Disdikbud, membuatkan pengantar lagi ke BPBD Parigi Moutong agar mendapatkan bantuan bencana, untuk pembangunan kelas darurat,”ucapnya.
Kemudian menurut Ibrahim, beberapa tahun terakhir pihak Disdik telah mengusulkan bantuan sarana dan prasarana untuk sekolah SDK tersebut yakni, pembangunan gedung sekolah baru yang permanen melalui Data Pokok Pendidikan (Dapodik), tetapi belum dapat direalisasikan, kerena seluruh pengusulan pembangunan mengandalkan bantuan DAK.
“Itu baru berbicara DAK, belum dana DAU. Kemudian, dua tahun terakhir tidak lagi direalisasikan, kemungkinan karena sekolah itu tidak memiliki sertifikat tanah, yang dibuktikan dengan tidak diinputnya dokumen kepemilikan tanah dalam dapodik,”terangnya.
Setelah pihaknya melakukan peninjauan di SDK, ternyata surat tanah telah dimiliki pihak sekolah, yang dibebaskan menggunakan dana swadaya masyarakat. akan tetapi, akses jalan masuk menuju sekolah saat ini belum dibebaskan.
“Lokasi sekolah sudah dibebaskan, akses jalan masuk menuju sekolah tidak dimiliki pihak sekolah. Saat ini masih melalui lahan warga yang belum dibebaskan,”jelasnya.
Masalah lainnya kata dia, SDK itu juga ternyata berlokasi di bantaran sungai, sesuai aturan tidak dibenarkan pembangunkan fasilitas umum atau sekolah dilokasi itu, karena rawan bencana.
Penyelesaian dari persoalan itu, yakni pemindahan lokasi sekolah. Tetapi, pihak koordinasi pengawas, pemerintah desa, dan pihak sekolah belum mendapatkan solusi.
“Karena belum ada solusi untuk pindah lokasi. Jadi bangunan daruratnya tetap dilokasi itu saja dulu, biar proses belajar dan mengajarnya tetap jalan, karena kasian juga kalau anak-anak tidak sekolah,”jelasnya.
Ibrahim menuturkan, bentuk perhatian lain yang telah dilakukan pihaknya, guna memaksimalkan proses pembelajaran di sekolah tersebut, adalah adanya Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Total dana BOS kata dia, di tahun 2021 saja sekitar Rp70 juta lebih, dengan jumlah siswa yang terdaftar dalam dapodik sebanyak 79 orang siswa.
“Kalau tahun kemarin totalnya, saya tidak tahu pasti sebab saya masih baru disini. Tahun ini, sebesar Rp70 juta lebih BOS-nya,”kata dia.(abt).