Cerita Mahasiswa yang Menoreh Prestasi Lewat Dongeng Tentang Sedekah

Nur Fhatila Dini mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Datukarama Palu, Sulawesi Tengah menorahkan prestasi dalam lomba mendongeng yang digelar Ikatan Mahasiswa PIAUDI seluruh Indonesia, di Cirebon, Jawa Barat. (Foto : Istimewah)

PARIMO – radarparimo.com Tidak ada usaha yang mengkhianati hasil, do’a dan dukungan pun menjadi bagian penting pada setiap pencapaian dalam kehidupan. Bahkan, seakan melancarkan segudang perencanaan yang penuh tantangan dan rintangan.

Mungkin sebingkai kalimat awal yang kerap disampaikan Nur Fhatila Dini ini, memotivasinya hingga menorahkan prestasi, membawa harum nama Sulawesi Tengah dalam  lomba mendongeng yang digelar Ikatan Mahasiswa PIAUDI seluruh Indonesia, di Cirebon, Jawa Barat, pada 14-16 Maret 2022.

Bacaan Lainnya

Mengukir prestasi pada lomba tersebut bagi Nur Fhatila Dini, bukan hanya menambah koleksi tropi dan piagam penghargaan yang selama ini diraihnya. Namun menaklukan beratnya tantangan dan rintangan memberikan pelajaran berharga, bahwa kita membutuhkan orang lain untuk mencapai puncak keberhasilan.

Sebelum mengikuti lomba, saya bertemu dengan Nur Fhatila Dini diakhir Februari 2022 di gedung DPRD Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), karena diperkenalkan oleh teman seprofesi saya di bidang Jurnalis. Ia yang meminta dipanggil dengan sapaan Dini mengaku, sebagai warga di Desa Pinotu, Kecamatan Toribulu.

Saat bertemu, ia menggunakan almamater Universitas Islam Negeri (UIN) Datukarama Kota Palu, membawa map hijau kucal, yang berisi lampiran permohonan bantuan pembiayaan untuk mengikuti lomba yang akan diikutinya di Cirebon.

“Saya datang semalam dari Pinotu. Bawa proposal ini, untuk meminta bantuan dana, kerena biaya dari universitas tidak memungkinakan untuk sampai ke Cirebon,” ungkap Dini menjelaskan.

Dini menuturkan, pihak UIN Datokarama Palu menunjuk dirinya dan satu teman lainnya, untuk mengikuti serangakian lomba tersebut. Sehingga, ia pun menyusun perencanaan agar mendapatkan bantuan biaya dari pemerintah daerah tempatnya berasal.

Sebab, ia sudah bisa dipastikan, salah satu teman mahasiswa yang akan berjuang bersama-sama dengannya, akan menggunakan cara yang sama dan memanfaatkan relasi di Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.

“Jadi saya harus menggalang dana untuk biaya mengikuti lomba pada para pejabat di pemerintah daerah sini (Pemda Parimo). Karena teman saya kemungkinan galang dana di provinsi,” ujarnya.

Di gedung DPRD, Dini berhasil menggalang dana dari sejumlah anggota legislatif, meskipun anggarannya kala itu tak langsung diterimanya, karena harus menunggu proses pencairan diperbendaharaan lembaga perwakilan rakyat tersebut.

Dini terus saja menggalang dana hingga kesejumlah pejabat dijajaran Pemda Kabupaten Parimo, dan pada akhirnya dapat mengantarkannya menjadi salah satu perserta lomba dari tiga kategori lomba saat itu.

Perjuangan itu tak sia-sia, Dini mampu mengalahkan 16 peserta yang didominasi mahasiswa dari berbagai universitas asal Pulau Jawa dan Sumatera, dengan dongeng karangannya sendiri yang berjudul “Fani Si Kelinci yang Pandai Bersedekah”.

Secara singkat, ia kembali mendongengkan cerita bertema flora dan fauna itu ke saya. Ia mengisahkan tentang Fani si kelinci yang memberikan sebuah pisang, karena perihatin melihat sang monyet yang mengalami kelaparan.

Ternyata, tanpa disadari si kelinci, buah dari sikap bersedekahnya kembali memberikan pertolongan bagi dirinya. Hal itu telihat ketika kelinci yang tak dapat melalui sebuah jalan, karena terhalang pohon tumbang. Dengan sigap, ang monyet mengangkat pohon yang mengahalani jalan, agar kelinci dapat melaluinya.

“Saya ingin menitip pesan moral didalam dongeng itu. Kalau bersedekah sesungguhnya bukan hanya dalam bentuk uang tetapi makan,” jelasnya.

Dini mengaku mempersiapkan dirinya selama satu bulan, agar tampil maksimal dalam perlombaan tersebut. Dukungan dosen, teman mahasiswa hingga orang tua menjadi penyemangatnya jelang pelaksanaan lomba.

Hingga dititik pencapaian tersebut, ia mengaku akan mendedikasikan dirinya kepada anak-anak di Sulawesi Tengah yang memiliki minat dan bakat berdongeng, hingga berpuisi.

“Saya mengucapkan terimakasih kepada orang tua saya, yang telah memberikan dukungan. Serta seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dana,” kata dia.

Dari Dini pun saya belajar, kegigihan yang disertai dengan niat baik, harus menjadi tujuan utama. Sebab, hasilnya pun berupa kebaikan.

Penilis : Novita Ramadhan