PALU, radarparimo.com – Media saat ini telah menjadi penyeimbang. Berita dan informasi dikemas oleh media dengan sangat baik. Pemerintah dan masyarakat sangat butuh pemberitaan, agar masyarakat yang ada di pedesaan mengetahui perkembangan pembangunan, dan mengetahui apa program yang dilaksanakan oleh pemerintahnya. Demikianlah yang dikatakan Bupati Sigi, H. Mohamad Irwan Lapatta, sebagai opening (pembuka) dalam sebuah diskusi di media podcast Kabar68, Minggu (03/09/2023).
Dikatakan bigboss Kabar68, H. Kamil Badrun, SE., M.Si, dirinya sengaja menghadirkan narasumber spesial di HUT pertama Kabar68, 3 September 2023, tamu istimewa yaitu Bupati Mohamad Irwan Lapatta, untuk menyimak berbagai program dan gebrakan dia sebagai Bupati diperiode keduanya di podcast Kabar68.
Dalam ulasannya, Mohamad Irwan, berharap, podcast Kabar68 menjadi penyeimbang di ruang informasi. Karena narasumber podcast ini di isi oleh pejabat dan tokoh masyarakat. Mungkin saja ada kebijakan dari pemerintah perlu disampaikan sesegera mungkin, sehingga masyarakat bisa mengetahui berbagai informasi.
” Ini perlu disosialisasikan. Pemerintah tidak bisa alergi dengan ktirik. Tetapi media itu harus menjadi penyeimbang, ” tandasnya.
Dikatakan Kamil, sudah delapan tahun Irwan Lapatta memimpin Sigi? Mungkin perlu dipresentasikan ke publik apa saja program dan hasil-hasil pembangunan yang dicapai selama ini.
Menurut Irwan, tentu kabupaten dan kota berbeda. Kalau Kota itu sudah teratur infrastrukturnya, nyaris lengkap. Namun di Kabupaten Sigi harus bekerja ekstra keras. Setelah gempa Kabupaten Sigi seperti berada di titik nol.
Untuk membangun itu semua perlu kesabaran dan kerja-kerja yang luar biasa. Tidak bisa biasa-biasa saja. Harus terus berlari, dan berlari untuk menormalkan situasi dan membangun mengejar ketertinggalan kita dengan daerah lain.
“Sekarang kita punya 26 kecamatan dan ratusan desa, dengan karaktetistiknya yang berbeda. Kabupaten Sigi punya hutan lindung. Ada kandungan emasnya. Tidak bisa diganggu. Di dalamnya ada 26 persen hutan lindung. Pengelolaan APBD perlu ada rencana strategis khusus, sesuai dengan kondisi yang ada. Kita harus memprioritaskan infrastruktur, “ bebernya.
Dijelaskannya, pasca porak poranda saat gempa 28 September 2018, sehingga Sigi kembali ke titik nol. Kini pihaknya harus mendorong perbaikan irigasi.
Ada penguatan sarana dan prasarana (sarpras), seperti hand traktor. Ada 1.000 kelompok petani, memiliki kekurangan. Sedkitnya sekitar 700 yang punya, tersisa 300 belum memiliki peralatan pertanian modern.
“Sekarang kita dorong dan dicombine, dengan memperkuat sumber daya manusia (SDM) petani dan penyuluh, juga infrastruktur pertanian. Makanya di tahun ketiga ini kita membentuk koperasi berbasis pertanian. Dianggarkan Rp 250 juta untuk membentuk dan mengeksiskan koperasi di satu kecamatan, “ sebutnya.
Terkait dengan sumber daya alam (SDA) di Kecamatan Palolo dan Dolo Selatan. Dikelola oleh manejer dan timnya. Misalnya membeli pupuk, hasil buminya dikembalikan kepada pengguna pupuk melalui Camat dan Dinas Koperasi. Dimana, Kecamatan Palolo terus bergerak, dengan menjual ke pasar. Ada pihak pemasaran yang akan melakukan itu.
Ditanyakan Kamil, salah satu distribusi positif dari Pemkab Sigi adalah program menyekolahkan pemuda Sigi ke luar daerah di sejumlah pendidikan tinggi di pulau Jawa, dan menyekolahkan putra putri Sigi keluar negeri. Apa yang menjadi penting di program pendidikan berkualitas ini?
Dikatakan Irwan, dia melihat ada kebanggaan yaitu peningkatan pendidikan sehingga menyekolahkan putra dan putri Sigi ke luar daerah, dan keluar negeri.
” Saya terilhami dengan mantan Menteri Pendidikan Malik Fajar yaitu bahwa pendidikan itu adalah masa depan, ” ungkapnya.
Karena itu, program pendidikan di Sigi disebut Masagena Pendidikan, dimana anak-anak muslim dan kristiani harus ada keseimbangan. Yang muslim kita sekolahkan ke pesantren. Demikian pula dengan kristiani kita sekolahkan mereka. Dengan komposisi 10 putera dan 10 puteri, kita biayai sekolahnya.
Dijelaskannya lagi, program Masagena Pendidikan setiap tahun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi menyekolahkan putera puteri Sigi ke sekolah bidan dan perawat, kuliahnya di lembaga pendidikan Bala Keselamatan (BK). Kemudian ke Makassar untuk adik-adik mahasiswa lainnya yang memenuhi syarat.
“Sekarang program di bidang kesehatan, yaitu satu dokter satu kecamatan, dan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat (FK Unisa), “ ucapnya.
Selanjutnya masalah meminimalisir kasus-kasus radikalisme yang merambah pendidikan. Sudah diantisipasi keamanannya. Untuk kuliah ke luar negeri, pihak Pemkab Sigi mengirim 6 mahasiswa ke perguruan tinggi di Yaman. Sedikitnya sudah ada 15 mahasiswa. Kita sekolahkan mereka. Supaya ada penyeimbang untuk memberikan kesejukan, ketenteraman, dan jauh dari ancaman radikalisme dan terorisme.
“Harapan kami di Pemkab Sigi, setelah mereka pulang akan mengabdi kembali di Kabupaten Sigi, ” tegasnya.
Selanjutnya ada kerjasama untuk kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB). Tahun lalu, Sigi diberi jatah 1 orang. Kedepan kita minta jatah 5 orang.
Mereka dibiayai oleh APBD. Begitu juga dengan SMA Taruna. Kedepan akan ada 2 atau 3 orang masuk di SMA Taruna. Sehingga lulus dari SMA mereka bisa masuk Akpol dan Akmil.
Bagaimana bila Mohamad Irwan menjadi suksesor Gubernur Sulteng nanti, apa yang dilakukannya? Menurut Irwan Lapata, pertumbuhan ekonomi menghadapi kemiskinan. Langkah kedepan, mengingat Sulteng SDA-nya sangat tinggi. Karena itu untuk memperkuat daerah-daerah itu harus diintervensi. Memprioritaskan pembangunan di bidang infrastruktur.
Kemudian, wilayah basisnya. Katakanlah Sigi, ada penguatan agribisnis tahun 2026 kita menjadi daerah penghasil buah-buahan. Misalnya durian musang king harganya sekarang Rp 450 ribu per 1 kg.
Diinfokan oleh bupati sudah ada bukti petani Sigi sudah berhasil mendapatkan keuntungan dari produksi pertaniannya.
Untuk Ibu Kota Nusantara (IKN), otomatis Sulteng akan menjadi pemain baru. Kedepan juga kita menciptakan magnit dulu, yaitu penghasil sapi, dan kita jual ke IKN dan daerah lain, kata dia
Ruang Sulteng sangat kaya, didukung dengan infrasttuktur maka kita akan menghasilkan produksi kita secara maksimal. Kita juga perlu melakukan perencanaan pembangunan.
Mengenai isu tambang, Irwan menepis isu itu. Menurutnya harus ada regulasi yang kuat, proses tata kelola dan konservasi.
“Karena di dalamnya itu banyak kehidupan di dalamnya. Kita harus jaga itu, dan mengelola dengan baik. Kita juga harus memperhatikan kehidupan masyarakat, ” paparnya.
Hasil keliling Sulteng selama ini, menurut Irwan ia melihat infrastruktur menjadi penting di peningkatan jalan dan jembatan. Akses bukan hanya jalan saja, tetapi juga IT. Di Sigi sudah terpasang 17 titik BTS.
Selain itu masalah pendidikan dan kesehatan. Di Sigi ada program Masagena Kesehatan, juga kerjasama dengan Rumah Sakit Dokter Wahidin Makassar. Ini sudah jalan dengan baik.
Dalam klosing statemennya, Mohamad Irwan menyebut karya monumental apa yang akan diwujudkan. Yaitu mendorong gairah dan menciptakan “magnit” UMKM, dengan memanfaatkan kawasan kumuh menjadi produktif.
“Kita bikin magnit baru di taman budaya Taiganja Desa Kalukubula. Harapannya agar anak muda bisa profuktif. Juga kita buat studio mini, supaya anak muda bisa berekspesi dan berkreasi. Kemudian sarana olahraga budaya kita bangun.
Setelah itu di Binangga, kita bikin taman Asmaul Husnah, agar tumbuh lagi UMKM. Selanjutnya di Desa Lolu, akan dibangun taman relief likuifaksi. Juga akan muncul gairah dari UMKM di sekitarnya. Membangun magnit bertujuan menggairahkan UMKM. Setelah itu, di Desa Kabobona, berupa pembangunan kolam renang, disini juga magnit baru menumbuhkan UMKM, tambahnya.
“Semoga podcast Kabar68 jadi jembatan informasi dan sosialisasi pembangunan daerah kita, “ pungkasnya.(muchsin)