PALU, radarparimo.com – Gubernur diwakili Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Rudi Dewanto mengikuti Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian secara Virtual. Bertempat, di Ruang Teleconverence Kantor Gubernur Sulawesi Tengah. Senin, (10/7/2023).
Dalam kesempatan itu, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Rudi Dewanto didampingi oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sulteng, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulteng, Dinas Sosial Sulteng dan Biro Ekonomi Setdaprov Sulteng.
Mendagri Muhammad Tito Karnavian dalam pengantarnya memberikan apresiasi kepada semua tim pengendalian inflasi, atas keberhasilan dalam pengendalian inflasi. Tingkat inflasi tahunan konsisten mengalami penurunan dari 4 persen menjadi 3,52 persen (juni 2023 terhadap juni 2022).
“Meskipun inflasi membaik secara nasional, tetapi angka inflasi di tingkat daerah bervariasi, ada yang tinggi dan ada yang rendah, ini harus menjadi perhatian,” ucap Tito.
Oleh karena itu, Mendagri menginstruksikan kepada seluruh daerah yang tingkat angka inflasinya tinggi, agar segera mengidentifikasi penyebab terjadinya kenaikan harga pada daerahnya masing-masing, sehingga angka inflasi dapat dikendalikan.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS RI, Pudji Ismartini menjelaskan bahwa berdasarkan indeks perkembangan harga (IPH) minggu pertama Bulan Juli Tahun 2023, terjadi kenaikan harga disebagian besar Wilayah Sumatera dan Sulawesi.
Pada minggu pertama bulan Juli Tahun 2023, 10 Kabupaten dan Kota dengan kenaikan IPH tertinggi secara nasional, yaitu ; Minahasa Utara (5,73 persen), Buru (5,67 persen), Kepulauan Sangihe (4,96 persen), Halmahera Utara (4,89 persen), Subulusalam (4,69 persen), Rokan Hulu (4,14 persen), Aceh Singkil (3,93 persen), Tomohon (3,69 persen), Lampung Utara (3,45 persen), dan Pesisir Selatan (3,35 persen).
Sementara itu, 10 Kabupaten dan Kota dengan penurunan IPH tertinggi secara nasional, yaitu ; Maluku Barat Daya (-6,75 persen), Bengkalis (-3,57 persen), Banjar Baru (-2,60 persen), Belitung Timur (-2,53 persen), Sumba Tengah (-2,52 persen), Nunukan (-2,49 persen), Kutai Timur (-2,20 persen), Seruyan (-1,95 persen), Sukamara (-1,78 persen), dan Tanah Laut (-1,72 persen).
Selanjutnya, indeks perkembangan harga menurut pulau. Untuk pulau Sumatera terjadi kenaikan IPH sebesar 4 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Komoditas yang memberikan andil terbesar kenaikan harga di Pulau Sumatera didominasi oleh komoditi cabai merah dan daging ayam ras.
Untuk pulau Jawa, terjadi kenaikan IPH sebesar 7 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Komoditas yang memberikan andil terbesar kenaikan harga di pulau Jawa didominasi oleh komoditi daging ayam ras, cabai merah dan bawang putih.
Sementara itu, untuk wilayah di luar pulau Jawa dan Sumatera, mengalami kenaikan IPH sebesar 1 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Komoditas yang memberikan andil terbesar kenaikan harga di luar pulau Jawa dan Sumatera didominasi oleh komoditi cabai merah dan cabai rawit.
Terakhir, Pudji Ismartini menjelaskan bahwa Komoditas utama penyumbang kenaikan IPH disejumlah Kabupaten dan Kota sampai dengan minggu pertama bulan Juli 2023 adalah cabai merah terjadi kenaikan di 222 Kabupaten dan Kota, daging ayam ras terjadi kenaikan di 133 Kabupaten dan Kota, bawang putih dan cabai rawit terjadi kenaikan di 83 Kabupaten dan Kota. (**)
Sumber : Diskominfo Santik selaku Humas Pemprov. Sulteng