10 Poktan di Parimo Sasaran Uji Coba Pola Tanam IP400

Petani sedang menyebar pupuk. (Foto : Wady/PE)

PARIMO – radarparimo.com 10 kelompok tani (Poktan) di Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong jadi sasaran uji coba Indeks Pertanaman (IP) Padi 400 untuk meningkatkan produksi beras Nasional.

”Ini adalah salah satu terobosan baru yang dilakukan Kementrian Pertanian (Kementan) saat ini, yaitu menggunakan skema pola tanam padi IP400, yang dikelola melalui klaster kawasan berbasis korporasi petani guna meningkatkan produksi beras nasional,” ungkap Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Penyuluh Pertanian Kecamatan Parigi Selatan Ramadhan Firman.

Bacaan Lainnya

Ia mengatakan, pola tanam  IP400 ini baru perdana diterapkan di Kabupaten Parigi Moutong  sesuai instruksi Kementerian Pertanian. Karena kata dia,  Parigi Moutong adalah salah satu daerah penopang ketahanan pangan di Sulteng,  dengan harapan petani lebih produktif, dan dapat meningkatan ekonomi petani.

“Sistem IP400 mendorong petani empat kali panen dalam setahun, selain produktivitas mereka meningkat, tentunya dapat memulihkan ekonomi petani” katanya.

Dalam uji coba ini Kementan juga telah menyediakan benih varietas unggul seperti Dodokan, Siluginggo dan Inpari-1, termasuk upaya pengendalian hama/penyakit terpadu (PHT) dilakukan lebih operasional, pengelolaan secara terpadu spesifik lokal, serta manajemen tanam dan panen secara efisien.

“Untuk mendukung program ini, perlu kerja sama lintas instansi salah satunya penyediaan irigasi agar air mengalir secara konsisten, karena salah satu syarat program tersebut adalah ketersediaan air,” ujar Firman.

Karena ditargetkan  sekitar 500 hektare  lahan di Parigi Selatan akan dimanfaatkan untuk pola tanam IP400. Sehingga membutuhkan dukungan peralatan dan mesin pertanian (alsintan).

“Poktan di wilayah tersebut membutuhkan kurang lebih 24 unit alsintan untuk memaksimalkan penggarapan lahan,”  ucapnya.

Menurut Ramadhan Firman,  pihaknya telah memprediksi, rata-rata empat siklus panen per hektare, paling rendah petani menghasilkan 3,5 ton gabah kering. Artinya kata dia, dengan hitungan rata-rata seperti itu, petani bisa memproduksi gabah kering panen kurang lebih 7.000 per tahun dilahan seluas 500 hektare.

“Dibandingkan panen dengan siklus tanam normal, dari segi produksi tentunya meningkat,” pungkasnya. (abt)