10 Negara Asean Lakukan Simulasi Bencana di Yogyakarta

10 Negara Asean Lakukan Simulasi Bencana di Yogyakarta
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan AHA Centre, mengadakan Asean Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX-2023) yang dihelat di Daerah Istimewa Yogyarta pada Selasa (1/8). (Foto : Bidang Komunikasi Kebencanaan BNPB / Muhammad Arfari Dwiatmodjo)

YOGYAKARTA, radarparimo.com Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan AHA Centre, mengadakan Asean Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX-2023) yang dihelat di Daerah Istimewa Yogyarta pada Selasa (1/8).

Kegiatan ini dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi. Dalam sambutanya, Muhadjir menyampaikan simulasi dan edukasi kebencanaan perlu dilakukan untuk mewujudkan ketangguhan  yang berkelanjutan.

“Agar dilakukan aksi-aksi antisipatif dengan pelibatan semua unsur masyarakat melalui edukasi kebencanaan agar sadar dan paham bencana serta peningkatan kemampuan dalam pengelolaan risiko bencana, penguatan manajemen data dan informasi sehingga terwujud ketangguhan yang berkelanjutan,” tutur Muhadjir.

“Selain itu perlu dilakukan simulasi secara rutin untuk terus melatih masyarakat agar tidak mengalami kebingungan saat terjadi bencana,” ujar Muhajir dilansir dari siaran pers Pusdatinkom BNPB.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyatakan, ARDEX kali ini diikuti oleh peserta dari negara yang berada di wilayah Asia Tenggara.

“Diikuti oleh total sebanyak 960 peserta dari Indonesia yang merupakan perwakilan kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah serta para penggiat penanggulangan bencana. Adapun dari luar negeri khususnya dari perwakilan 10 negara ASEAN terdapat 180 orang dan dari Sekretariat Negara ASEAN itu sendiri,” ujar Suharyanto.

ARDEX menjadi salah satu upaya meningkatkan kesiapsiagan dan memperkuat kolaborasi Pentaheliks.

“ARDEX merupakan salah satu langkah dalam upaya pengelolaan pengurangan risiko bencana dengan melibatkan lintas sektor, lintas sistem, lintas skala, dan batas melalui latihan simulasi kedaulatan dalam penanggulangan bencana,” ucapnya.

“Melalui kegiatan ini diharapkan Indonesia dan negara-negara sahabat di kawasan Asia Tenggara dapat melakukan sharing dan transfer ilmu pengetahuan serta teknologi di bidang kebencanaan dan praktik baik budaya lokal dalam penanggulangan bencana,” tutup Suharyanto. (*/ia)