Rapid Test Gratis Bagi Sopir, DPRD Apresiasi Pemda Parigi Moutong

Ketua Pansus Covid-19 DPRD Parimo,Sutoyo. Foto : Ist

PARIMO – DPRD Kabupaten Parigi Moutong,Sulawesi Tengah mengapresiasi upaya Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong ,yang telah menggratiskan biaya rapid test kepada para sopir angkutan umum.

Hal tersebut dikatakan, Ketua Pansus Covid-19 DPRD Parimo, Sutoyo kepada wartawan di Parigi. Selasa, (13/10/2020)

Bacaan Lainnya

Mengenai hal itu, Sutoyo meminta kepada pemerintah setempat tidak hanya menggratiskan para sopir angkutan saja, namun dilain sisi terdapat pula masyarakat sebagai pedagang sayur, buah-buahan, ikan dan lainnya, yang sehari-hari membawa barang daganganya ke Kota Palu kata dia, biaya rapid testnya juga perlu untuk digratiskan.

“Kebijakan Bupati ini sangat bagus, tapi jangan hanya sopir saja, masyarakat lainnya juga perlu mendapatkan rapid tes gratis,” ujarnya.

Sutoyo mengaku, pihaknya tidak akan mengkritisi upaya yang telah diambil oleh pemerintah. Namun, pihaknya meminta harus ada penyetaraan, karena melihat kondisi ekonomi masyarakat Parigi Moutong yang berprofesi sebagai sopir angkutan maupun pedagang di masa pendemi Covid-19 ini mengalami penurunan.

Dia mengungkapkan, ada sebanyak 1.700 bantuan alat rapid test yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), dan 1.500 alat rapid test terdebut, telah dibagikan ke setiap Puskesmas dan Rumah Sakit diwilayah Kabupaten Parimo.

“Secara nasional rapid test gratis itu merupakan wacana, tetapi Pemkab sudah mengambil langkah dan langsung menggratiskan ini sangat luar biasa,” sebut Sutoyo.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Parigi Moutong, dr. Agus Suryono Hadi mengaku, saat ini pihaknya tengah berupaya  mengusulkan alat rapid test kepda Pemerintah Pusat.

“Misalnya, peluang bantuan itu kita tidak dapatkan, maka kita tetap berupaya dengan segala cara,” ujarnya.

Menurutnya, penyebaran covid-19 ini belum bisa dipastikan kapan batas waktunya berakhir. Sehingga, pihaknya terus mempersiapkan segala sesuatu, baik itu jangka panjang seperti ketersediaan obat, bahan habis pakai dan lainnya.

“Untuk itu, kami terus mencari bantuan yang ada. Karena, dikhawatirkan apabila daerah kolaps tentunya tidak dapat melayani. Kami akan terobos dimana pun bantuan itu berada,” ujarnya. (Abt)