JAKARTA, radarparimo.com – Sejak awal Oktober 2023 terpantau harga dolar merangkak naik hingga menembus rekor tertinggi sepanjang 2023 dan sempat melampaui angka Rp15.800. Sebagai salah satu mitigasi pelemahan nilai Rupiah terhadap Dolar Amerika, Bank Indonesia menaikan Suku Bunga Acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate) sebesar 25 basis poin atau dari yang sebelumnya 5,75 persen menjadi 6 persen pada pertengahan oktober silam.
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subchi berpendapat bahwa kenaikan suku bunga acuan tak semata-mata menjadi jalan keluar untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mengembalikan kejayaan Rupiah. Pemerintah harus lebih waspada terhadap kondisi melemahnya nilai tukar rupiah, meski
disampaikannya bahwa Menteri Keuangan memilih menggunakan narasi penguatan dolar alih-alih pelemahan rupiah.
“Memang kemarin sudah hampir mendekati Rp15.800 lah. Situasi global lagi tidak baik-baik saja, oleh karena itu saya kira pemerintah sudah harus mewaspadai beberapa dampak dari Pelemahan rupiah ini. Walaupun Bu menteri bahasanya bukan Rupiah yang melemah tapi Dolar yang menguat tapi itu hanya eufimisme aja,” ujar Politisi Fraksi PKB ini saat ditemui Parlementaria usai Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Fathan menegaskan perlu adanya mitigasi risiko yang nyata di masyarakat agar menjadi bantalan sosial. Sehingga, menguatnya nilai tukar dolar terhadap rupiah memberikan dampak pada daya beli masyarakat. Meskipun terjadi pelemahan rupiah, ia tetap optimistis target pertumbuhan ekonomi akan tetap tercapai di angka 5% pada akhir tahun ini.
“Menurut saya saya walaupun Bank Indonesia sudah menaikkan suku bunga (menjadi) 6 persen, saya kira harus ada mitigasi-mitigasi risiko, bantalan sosial sehingga tidak berdampak pada daya beli masyarakat. Saya yakin, optimis pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen,” katanya.
Di tengah ketidakpastian global selama tahun 2023 yang berdampak pada fluktuasi nilai mata uang, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II masih mencapai 5,03 persen (YoY). Dilansir dari Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III 2023 yang diterbitkan Bank Indonesia, perekonomian Indonesia diperkirakan tetap tumbuh baik dan berdaya tahan terhadap dampak rambatan global.
Pada triwulan III 2023, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi swasta, termasuk konsumsi generasi muda, yang meningkat sejalan peningkatan konsumsi di sektor jasa dan keyakinan konsumen yang masih tinggi. Meski begitu, pemerintah diharap tetap waspada lantaran pada triwulan IV mulai muncul fenomena-fenomena yang berpotensi memberikan dampak pada perekonomian seperti konflik Palestina-Israel, nilai tukar rupiah pada dolar yang terdepresiasi hingga fenomena alam El Nino yang disinyalir baru mereda di awal tahun depan.
Sumber : Parlementaria