Dinas PUPRP Segera Kirim Alat Berat Untuk Melakukan Normalisasi Sungai

Tinjau Lokasi Banjir di Torue dan Balinggi
Pelaksana tugas (Plt) kepala Dinas PUPRP Kabupaten Parimo,Sulawesi Tengah Rivai ST,MSi. Di Didampingi kepala bidang Sumber Daya Air (SDA),Moh.Aflianto,ST.tinjau lokasi banjir di desa Tolai Kecamatan Torue dan sungai Gitgit Sari di Kecamatan Balinggi. FOTO : Dinas PUPRP

PARIMO – Pelaksana tugas (Plt) kepala Dinas PUPRP  Kabupaten Parimo Sulawesi Tengah,Rivai ST MSi. Di Didampingi kepala bidang Sumber Daya Air (SDA),Moh.Aflianto,ST.tinjau lokasi banjir di desa Tolai Kecamatan Torue dan sungai Gitgit Sari di Kecamatan Balinggi.Jumat,(9/10/2020).

Plt kadis PUPRP, Rivai ST MSi mengatakan banjir yang melanda desa tolai kecamatan torue dan sungai gitgit sari kecamatan balinggi akibat  intensitas curah hujan yang tinggi. serta mengakibatkan bronjong dan tanggul yang berada di sungai sekitar 2 desa tersebut jebol.

Bacaan Lainnya

“Akibat banjir tersebut,3 rumah rusak berat dan beberapa rumah terancam serta masuknya air ke daerah persawahan desa Gigitsari,” ujarnya

Rivai menjelaskan, pasca banjir terjadi, warga Tolai secara swadaya membuat tanggul darurat dengan karung berisi pasir.

Sementara itu, dinas PUPRP sudah melakukan sejumlah upaya guna menangani persoalan tersebut,dan sudah koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) Provinsi Sulawesi Tengah.

Dinas PUPRP sudah melakukan langkah darurat  dan pihaknya segera mengirimkan alat berat excavator untuk membantu melakukan normalisasi di kedua sungai tersebut, dikarenakan kalo tidak cepat diantisipasi akan mengancam beberapa rumah yang berdiri di dekat sungai,” terangnya.

Rivai mengakui bahwa 2 alat berat milik dinas yang dipimpinnya itu sedang beroperasi di wilayah utara Kabupaten Parigi Moutong, dan untuk menangani sungai Tolai dan Gitgit Sari, pihaknya akan menyewa alat berat.

“Sebenarnya 2 excavator kami juga sementara lakukan penanganan normalisasi sungai di wilayah utara namun tadi berdasarkan hasil pembicaraan dengan 2 kades tersebut, maka kami akan lakukan penanganan bersama dengan desa yaitu sewa alat berat dari pihak swasta,” pungkasnya.

Diperkirakan penanganan darurat sungai di dua lokasi tersebut akan selesai selama 3 atau 4 hari ke depan.

Rivai juga sudah menginstruksikan kepala bidang Tata Ruang, untuk melakukan sosialisasi terkait garis sempadan sungai kepada masyarakat, agar mengetahui batas daerah terlarang untuk membangun rumah dipinggir sungai. Sehingga kedepan hal seperti ini dapat di minimalisir,” ujarnya. (Abt/SL).